Minggu, 07 Agustus 2016

Meski Kau Tak Pernah Meminta, Aku Akan Berusaha Jadi Kekasih yang Sempurna

Menemukanmu di ujung penantian adalah sebuah berkat dari Tuhan yang akan kusyukuri sepanjang zaman. Kamu adalah jawaban dari pertanyaan tentang pasangan hidup yang sering kusampaikan padaNya dalam rapal doa malam. Kini, kamu ada untuk melangkah hidup bersama. Sayang, maafkan karena kekasihmu ini tidak akan pernah jadi sosok sempurna. Tapi kamu tentu tahu bahwa di sini, aku selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih dari sebelumnya.


Pertemuan kita adalah hadiah terindah dariNya untukku sebagai manusia. Setelah patah berulang kali karena urusan asmara, kini Tuhan memberiku bahagia lewat hadirmu di dalamnya.

Aku dan kamu jelas tak bisa menebak alur hidup yang telah dipersiapkan Sang Pencipta, termasuk pertemuan kita yang terjadi tanpa sengaja. Waktu itu, seingatku, kamu adalah salah satu teman dari sepupu yang datang ke rumah karena urusan pekerjaan. Tentu salah satu di antara kita tidak ada yang menyangka jika pertemuan tersebut mengawali perjumpaan lainnya.

Sejak itu, kita pun sering pergi bersama untuk berbagai tujuan. Mulai dari menyaksikan film yang baru keluar sampai menjajal makanan di restoran baru, semuanya melibatkan kita dalam satu kebersamaan. Jika sebelumnya aku selalu terburu-buru dalam urusan cinta, entah mengapa denganmu semuanya mengalir begitu saja. Kamu hadir dalam sosok yang begitu berbeda. 

Ya kamu membuat episode jatuh cintaku ini begitu sederhana. Bila biasanya aku selalu menggebu jika sudah berurusan dengan hati, kamu justru memutar kebiasaan tersebut. Kamu tidak mengawali hubungan kita menjadi seorang pria yang gencar dalam mengejar, lalu saat bosan akan mudah meninggalkan. Sebaliknya, dirimu hadir sebagai sosok teman yang membuat perasaan ini semakin dalam.

Tidak hanya mengajariku untuk jatuh cinta secara sederhana. Penerimaanmu terhadapku, membuat aku mengerti arti mencinta apa adanya.

Di antara beberapa pria yang pernah ada, kamu satu-satunya sosok yang bisa menanggalkan semua aturan. Menerima pasangan tanpa syarat dan ketentuan adalah caramu mencintaiku yang jujur belum pernah ada dari kisah-kisah sebelumnya. Seingatku, hanya dirimulah yang dengan mudah menerima saat wanitamu ini enggan mandi di acara kencan sederhana kita. Kamu juga tidak pernah menuntutku menjadi sosok yang pandai memasak, melaporkan semua kegiatan, serta tidak pernah keberatan jika aku menjalin pertemanan dengan lelaki manapun.

Kamu pun tidak pernah menentangku untuk meraih mimpi mendapat gelar setinggi mungkin. Keinginanku untuk melanjutkan kuliah serta berkarir mengisi masa muda kau dukung dengan penuh ketulusan. Bisa berdampingan dengan perempuan cerdas yang kaya pengalaman adalah bagian dari kebanggaanmu juga waktu itu. Walau kalimat itu terdengar sederhana, tapi buatku itu adalah dukungan yang tak ternilai harganya.

Kemauanmu untuk menerima kekuranganku itulah yang justru membuat kekasihmu ini tak tinggal diam. Setiap hari aku selalu berusaha bertransformasi jadi pasangan yang lebih lagi.

Tentu tidak ada yang lebih patut kusyukuri selain mendapatimu tetap setia menaut hati hingga hari ini. Penerimaanmu yang tulus serta sederhana tak ayal membuatku sebagai wanita malu jika tak bisa memperbaiki diri. Maka dari itu di tengah kesibukanku menimba ilmu, kusempatkan diri untuk belajar masakan-masakan kesukaanmu. Beberapa di antaranya sudah berhasil kumasak dengan sempurna. Terima kasih sayang sudah membuatku berkembang, tanpa perlu memaksa.

Selain urusan memasak, aku juga kini jadi wanita yang lebih rajin berdandan. Bukan kerena takut kamu berpaling atau apa, hanya saja aku semakin tak tega membiarkanmu menemuiku dengan penampilan seadanya. Jika dulu aku selalu berusaha menaikkan standar diri karena paksaan dan ketakutan ditinggalkan, denganmu semuanya dilakukan karena kesadaran.

Untuk semua cerita manis yang telah kita lewati. Terima kasih sayang sudah merengkuhku dalam pelukan meski ada banyak kekurangan yang masih belum bisa dapat kutanggalkan.

Sengaja aku menyelipkan tulisan ini di dalam tas kerjamu agar kau sempat membacanya di sela jam kerja. Kamu harus tahu bahwa dirimu adalah sosok pria yang membuatku kagum dengan semua perlakukanku. Terima kasih sayang untuk semua pengertian yang hingga kini tak henti kau berikan.

Aku jelas belum bisa menjadi kekasih yang sempurna. Tapi di sini melalui surat yang kau baca ini, aku mau kau mengerti bahwa diriku jelas selalu berusaha. Kuharapkan hingga nanti kamu tetap bisa menerimaku sebaik sekarang. Untuk kelemahan yang masih melekat dalam diriku, terima kasih karena kau tak pernah meninggalkan.

Dari perempuan,
Yang kau terima kekurangannya

idntimes.com