Rabu, 18 Mei 2016

Kau Adalah Alasanku Untuk Tegak



Tiana_Putri
Kau, bolehkah aku menuliskan tentangmu ?
J
Kau, adalah sebuah alasanku untuk berdiri. Tentang luka yang pernah kutoreh beberapa tahun silam. 6 tahun silam, iya. Setidaknya aku ingat jelas waktu itu. Tentang semua caramu mendapatkan sedikit perhatian yang kemudian aku acuhkan begitukan saja. Maaf.
6 tahun silam, mungkin tentangmu yang tak begitu aku kenal. Hanya sekali pertemuan membuat aku belum paham luar dalam dirimu. Sungguh, andai waktu dapat diulang. Setidaknya aku akan belajar mengenalmu. Mengenalmu lebih dalam lagi. Dan sungguh, betapa aku tersanjung ketika semua hal tentangku kau ketahui. Ingatlah, semua terjadi begitu saja. Perkenalan yang singkat itu membuatku kemudian menoreh luka dihatimu, maaf.
Waktu berlalu, pikirku kau bisa membuang rasa itu. Karena menurutku, sebuah kewajaran ketika aku menolak sesuatu yang tak kukenal dengan baik. Sekali lagi maaf. Sungguh, ketika itu aku percaya, bahwa tuhan akan memberikanmu wanita yang baik dan lebih mengenalmu, dan itu bukan aku. Maaf.
Ternyata pikirku salah. Hari terus berganti. Bahkan aku pun sempat melupakan betapa dulu kau pernah berjuang untukku. Tentang gambar itu, terimakasih banyak. Itu sangat indah, sekarang aku baru merasakan semua yang kau lakukan adalah indah. Maaf, mengacuhkanmu yang pernah berjuang. Tentang semua cerita kau, aku simpan  baik diingatan.
Tentang temanmu yang sangat aku agung-agungkan. Ceritanya terjadi begitu saja. Aku mengenalnya dengan ketidaksengajaan. Saat dia datang kesekolah dan kemudian menebar sedikit senyum manis. Temanmu itu, membuat aku penasaran. Waktu berlalu dan kemudian kami dekat. Kami berbagi cerita, berbagi tawa, berbagi semangat, dan berbagi kebahagiaan. Ketahuilah, bahwa temanmu mencuri perhatianku. Iya, maafkan.
Hari terus berganti, dan kemudian kau lulus sekolah menengah pertama. Kau masuk ke tingkat selanjutnya. Ketahuilah, disaat ini aku semakin dekat dengan temanmu. Banyak cerita yang kami sembunyikan bahkan semut pun tak tau. Maaf, ketika itu, baru aku tahu kalau ternyata dia adalah temanmu. Maafkan, maafkan telah membuatmu luka, LAGI. Aku yakin, semua cerita itu telah kau hapus. Sedikit demi sedikit aku yakin kau bisa menghapus bayanganku. Dan akhirnya kau bangkit, dan aku tak melukaimu lagi.
Belum sempat aku mempertegas keyakinanku, alangkah terkejutnya saat aku mengetahui bahwa ternyata dia adalah temanmu, teman baikmu sejak dulu. Bahkan tentang aku, kau tak luput menceritakan tentangku kepadanya. Maaf, maafkan aku. Maafkan kami yang kemudian menyakitimu. Kau, adalah sosok yang pernah aku kenal, dan alangkah bersyukurnya aku pernah disukaimu. Kau, adalah sosok lelaki hebat, berhati kuat. Kau adalah figure pecinta sejati, sungguh aku belajar berkorban darimu.
Aku ingat betul, ketika dulu kita seolah melupakan semua yang pernah terjadi. Kita kemudian berteman baik. Terimakasih telah menjadi abang terbaik untukku. Lucu kan, lucu ketika dulu kau pernah berbohong sakit parah hanya untuk sebuah perhatian. Hanya untuk sebuah sensasi. Ketahuilah, meskipun rasa itu tak ada aku pun merasa khawatir saat ku tahu kau sakit. Dan kemudian, saat aku tau kau berbohong aku merasa kecewa. Entahlah, entah lah rasa seperti apa itu dulu. Tapi maafkan, maafkan jikalau aku harus mengatakan, betapa aku semakin dekat dengan temanmu dan kau tau itu.
          Kau ingat, bahkan kau yang mengantarkanku berkunjung ke rumahnya, ketika itu dia main bulu tangkis dan kemudian kita seolah diacuhkan. Iya, aku ingat persis kejadian itu. Kita pergi bertiga. Entahlah, namun ketika itu rasanya biasa saja. Atau aku yang benar-benar tak peka. Maaf, saat ini aku baru sadar, betapa aku melukaimu. Betapa jahatnya aku telah melukaimu sedalam itu.
Sorenya kita pergi untuk sekedar menghirup udara segar. Kita bertiga lagi, iya kau sendiri aku dengan ayunda. Dan ternyata dia pun turut ikut bersama temannya. Entahlah, kau sangat besar hati merencanakan semuanya. Kau pinta ayunda untuk 1 motor denganmu dan aku sendirian. Dan kemudian kau pinta Dia untuk menemaniku. Alibimu bagus, namun sayang aku menolaknya. Sungguh, bagaimana pun aku tak akan sejahat itu berdua dengannya didepanmu. Maafkan, aku masih menjaga hatimu meski sedikit. Setelah semuanya mungkin kau kecewa, kau bilang begini “Kenapa nolak satu motor sama dia? Kamu tau semua udah aku rencanain. Sudah ngak ada yang perlu dijawab. Kamu harus tau, aku bakalan relain kamu untuk dia. Setidaknya kalo itu buat kamu bahagia. Sungguh, aku bakalan bahagia ngeliat kamu dan orang teman baik bahagia. Meski aku terluka.
Semenjak saat itu, aku baru tau ternyata rasa itu masih ada. Bahkan sedalam itu. Maafkan, maafkan aku yang melukaimu terlalu dalam. Maafkan aku yang tak peka selama ini. Maafkan, setidaknya aku sekarang tau, bahwa pernah sangat berjuang. Dan ada lelaki hebat yang pernah serius dan kemudian aku acuhkan. Sungguh, kau hebat J
Waktu berlalu. Aku anggap ini selesai. Dengan temanmu pun tak ada kejelasan. Sama-sama tau, sama-sama punya rasa, namun tak ada yang mengakuinya. Aku rasa ini cukup. Kemudian, aku menjalin hubungan dengan seseorang. Awalnya hanya untuk mengisi kekalutan, dan akhirnya aku kelewat sayang. Benar-benar mencintainya tanpa kenal logika. Sudah. Aku tak ingin menceritakan kisah ini, yang jelas karena dia pun adalah temanmu, kau marah besar dan semenjak itu kau menghilang.
Kemudian, kau datang lagi. Dengan perubahan yang pastinya membuat aku merasa ganjal. Tapi sudahlah. Kau akhirnya menemukan tambatan hatimu. Terimakasih telah pernah berjuang untukku. Kau kemudian menghilang. Lama kau hilang hingga akhirnya kau datang lagi. Sungguh, awalnya aku segan menyapamu. Mengingat semua hal yang pernah aku lakukan, maafkan. Sekarang kau telah menjadi lelaki yang lebih hebat. Kau telah sukses, kau telah berhasil. Aku bangga melihatmu. Kau pun telah bersama wanita yang sangat cantik dan kau mampu menjadi pelindung terbaik hatinya. Setidaknya aku mengenalmu lebih dalam setelah itu. Setidaknya, akulah orang yang begitu paham tentang hatimu. Tentang jiwamu yang benar-benar menunjukkan, kaulah lelaki sejati. J
Hampir 4 tahun, aku menjalani hubungan dengannya. Dan akhirnya berakhir. Sudah, aku tak akan membahas ini. Membahasnya hanya akan membuat luka itu datang lagi. Tokoh disini adalah kamu, bukan dia !!!  Yang ingin aku katakan adalah, terimakasih karena kau ada disaat aku disakiti. Terimakasih karena kau disini saat aku ditinggalkan. Terimakasih karena kau ada setidaknya sebagai sandaranku meski hanya sesaat. Terimakasih karena kau menjadikan aku kuat. Terimakasih karena pernah menjadi orang yang aku campakkan dan kemudian kembali mengulurkan tangan. Terimakasih, setidaknya meski pun rasa itu telah hilang kau tetap datang menjadi abangku yang hebat. Terimaksih, karena kau menjadi alasanku untuk berdiriJ
Kau pesan seperti ini “iya, aku tau perasaanmu dek. Tapi sampai kapan kamu mau terus terpuruk seperti ini? Kapan bangkitnya? Abang tau perasaanmu, tapi kalo kayak gini terus kapan kamu bisa bangkit. Kamu tau kan, dulu abang pernah serius dan berjuang tapi abang disia-siain. Lalu kemudian abang bangkit dan jadi seperti sekarang ini. Ayolah dek, kamu masih muda. Masih banyak yang bisa kamu lakuin. pikirkan orangtua dan masa depan. Pasti nanti kamu nemuin lelaki yang baik untuk kamu miliki. Sudahlah, berhenti kayak gini. Sekarang sholat dan yakin Tuhan kasih yang terbaik. Abang bukannya peduli, tapi ngeliat kamu kayak gini, abang baru angkat bicara. Kalau abang aja bisa bangkit setelah disia-siain seperti dulu, masa kamu ngak bisa?”
Setelah pesan itu. Kau kembali menghilang. Setidaknya aku sadar, kau tak akan kembali lagi. Kembali pun hanya karena kasihan dengan keadaanku. Tapi sungguh. Betapa kuatnya kamu. Betapa hebatnya lelaki sepertimu. Yang pernah kulukai namun tetap menaruh pesan untuk aku menjadi kuat. Sungguh, semenjak kata-katamu itu aku bangkit. Aku akhiri semua tangisan dan keterpurukanku karena orang itu. Sungguh, terimakasih. Setidaknya jika rasa itu tak akan pernah ada, izinkan aku menyimpan cerita ini untuk kujadikan tuntunan. Setidaknya, aku masih punya harapan dan keyakinan, bahwa masih ada lelaki hebat, bertanggung jawab, dan sejati sepertimu.
Maaf telah menulis ini.  Aku ingin dunia tau, betapa hebatnya kamu. Betapa baiknya Tuhan mengirimkanku kenalan sepertimu yang mengajarkan aku tentang perjuangan dan cinta sejati. Teruslah menjadi abdi negara yang baik. tunggu aku buktikan kepadamu bahwa aku pun bisa bersinar sepertimu. Semoga Tuhan kirimkan bidadari surga untukmu. Semoga Tuhan tempatkan wanita baik untukmu. Semoga Tuhan selalu berikan kebahagiaan untukmu. Sungguh, “Kau Adalah Alasanku Untuk Tegak”.
http://myworkpu3.blogspot.co.id/2016/01/kau-adalah-alasanku-untuk-tegak.html