Rabu, 18 Mei 2016

Tuhan Gantikan Pilihanmu dengan Pilihannya

Hai guys,
Apa kabar kalian semua? Semoga kalian selalu sehat dan dalam keadaan berbahagia. Sory karena beberapa waktu yang lalu ngak sempet posting karena lagi sibuk banget sama UAS dan tugas J gimana UAS sama tugas kalian ? enak kah? Pastinya dong, karena setelah itu kita akan sama-sama menikmati yang namanya LIBUR. Ahaha. Yang udah masuk sekolah, selamat belajar di semester genap, semoga kalian selalu di berikan Tuhan semangat untuk meraih mimpi kalian. Yang lagi sibuk kerja, ayo semangat juga. Syukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada kalian, toh masih banyak orang di luar sana yang menginginkan pekerjaan kalian dan Tuhan tidak menempatkannya. Jadi, apa pun yang Tuhan berikan, syukurilah J 
Apa yang akan kita bicarakan kali ini? Oke, kita akan sama-sama membahas tentang “pilihan kita, dan pilihan Tuhan”. Timbul pertanyaan, kenapa harus membahas ini? Apa pentingnya? Hemm, jelas penting sobat. Jadi begini, dalam kehidupan kita, kita sering sekali berkeluh kesah dengan apa yang kita miliki sekarang. kita selalu protes dengan Tuhan tentang yang saat ini kita miliki. Masih kurang lah, tidak sesuai dengan keinginan kita lah, merasa doa-doa tidak di kabulkan lah dan banyak lagi. Ngaku aj deh, pasti sobat sekalian sering kan kayak gini? Saya juga kok, temen-temen saja juga, dan semua kenalan saya juga seperti itu. 
Apa contohnya? Banyak, banyak bangetssss. Pertama, kasus karir. Ketika lulus SMA, teman-teman saya sibuk mengikuti les ini itu, bimbingan sana sini karena ambisinya untuk masuk di salah satu universitas negeri dan pilihan jurusannya hanya mau di tempat itu, tidak mau yang lain. Kita ambil satu contoh teman saya. Dia, ingin masuk ke salah satu universitas di daerah Jawa sana di jurusan Hukum. Padahal, di daerahnya juga ada universitas dengan jurusan itu, dan akreditasinya sama. Apa lalu yang dicarinya? Entahlah, tapi dia sangat ambisi untuk masuk ke universitas itu. Ketika pengumuman SNMPTN, dia lulus dan diterima di universitas daerah dengan di jurusan hukum. Lalu apa yang terjadi? Dia melepas apa yang didapatnya, dan itu berarti dia melepas pilihan Tuhan. Dia terus mencoba, dia les private, dia bimbingan ke sana-sini, dia mengikuti tes jalur mandiri, tapi hasilnya nihil. Tidak sedikit pun terlihat titik terang bahwa dia akan diterima di universitas itu. Akhirnya, dia menganggur selama setahun di rumah sambil terus les dan bimbingan. Bayangkan, sudah berapa banyak uang orang tuanya terbuang untuk mengejar ambisinya itu? Itu karena apa? Karena dia menolak pilihan Tuhan yang bagi Tuhan itulah yang terbaik. 
Seiring berjalannya waktu, dia terus mencoba. Satu tahun kemudian, penerimaan mahasiswa baru kembali di buka. Dia mencoba di pilihannya yang sama dengan tahun yang lalu. Semua jalur dan semua jalan telah di cobanya. Dan apa hasilnya? Tetap saja, Tuhan memilihkan jurusan hukum di universitas daerah untuknya. Andai dari awal dia sudah mengambil pilihan Tuhan, mungkin dia tidak akan membuang 1 tahun usia pendidikannya dengan menganggur dan membuang begitu banyak keringat orang tua untuk mencari biaya untuk ambisi anaknya. Apa yang salah? Usaha dia telah sangat maksimal, dia terus berdoa dan berikhtiar, tapi ada satu yang dia lupa. Dia lupa bahwa pilihan Tuhan jauh lebih baik dari yang dia inginkan. Dan ternyata benar, sekarang orang tuanya sibuk dengan kegiatan kemasyarakatan dan tidak ada waktu untuk mengurus usaha keluarga mereka. Kalau ini terus terjadi semala bertahun-tahun masa kuliahnya, mungkin usaha mereka bisa bangkrut. Dengan keberadaan dia di daerah, setidaknya dia bisa membantu orang tuanya dan terus berada di sisi orang tuanya. Dan ternyata benar, setelah di jalani banyak hal baik yang dia peroleh dari pilihan Tuhan. 
Kedua, kasus pekerjaan. Dia seorang wanita cantik 18 tahun. Dia sangat ambisius untuk masuk ke sebuah sekolah tinggi untuk mendapat pekerjaan yang diidam-idamkan. Semua uapaya telah dilakukannya. Dia belajar dengan sangat keras bahkan berdoa kepada Tuhan setiap saat. Kamarnya penuh dengan tulisan-tuisan yang menunjukkan betapa dia ingin masuk ke sekolah tinggi itu. Namun sayang, pilihan Tuhan untuknya bukan di situ. Lagi dan lagi, akhirnya dia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan mencoba mengadu nasib di sana. Akhirnya dia diterima di sebuah perusahaan dengan ijazah SMA. Tapi sayang, hal itu belum membuatnya puas. 1 tahun dia berjuang belajar mati-matian untuk mengejar ambisinya itu. Tes tahun selanjutnya dia mencoba lagi. Namun tetap gagal. Padahal dia terus berusaha dan telah mengadu kepada Tuhan. Bahkan sempat dia menangis terisak dan meraa bahwa Tuhan tidak mendengarkan keluhannya, tidak mengabulkan keinginannya, dan bahkan saat itu dia pernah merasa bahwa Tuhan jauh darinya. Dia benar-benar frustasi dan menganggap bahwa semua nya sia-sia. 
Ada pembukaan tes masuk universitas swasta di Jakarta. Dengan sangat mudah dia bisa masuk ke universitas itu dengan nilai yang sangat fantastis. Ini pilihan Tuhan, ini rencana Tuhan. Disaat itulah dia sadar, dan tertunduk malu bersujud kepada Tuhannya. Saat itu dia berfikir, andai saja dia masuk sekolah tinggi itu, mungkin dia tidak dikenalkan dengan kerasnya hidup di Jakarta dan kerasnya perjuangan. Betapa banyak orang di luar sana yang berijazah tinggi dan tetap pengangguran. Sedangkan dia, dengan mengandalkan ijazah SMA bisa masuk ke perusahaan dagang dengan memperoleh gaji yang sangat cukup untuk membiayayi  kuliahnya sendiri. Sekarang, dia bisa kuliah sambil kerja, waktunya dia manfaatkan dengan sangat baik. dan kemudian Dia sadar bahwa, kegagalan adalah sebuah rencana Tuhan yang indah untuk memperoleh keberhasilan. Kembali, pilihan Tuhan jauh lebih indah dari yang dia inginkan. 
Ketiga, kasus percintaan. Kasus ini sering terjadi dan semua orang pasti mengalaminya. Ada orang yang kamu yakini adalah pasangan terbaikmu. Kau perjuangkan dia mati-matian. Kau sayangi dia dengan segenap hatimu. Bahkan tak jarang kau berikan semuanya untuk membuktikan cinta dan kasihmu untuknya. Dengan sebuah keyakinan, dia adalah pilihanmu yang terbaik. Dengan keyakinan itu, kau mengabaikan tanda-tanda Tuhan yang menunjukkan bahwa dia bukan yang terbaik untukmu. Kau mengabaikannya dengan terus mempertahankannya yang jelas-jelas tak baik. misalnya, semenjak menjadi pasangannya kau bukan lagi pribadi yang baik, kau sering berbohong, kau sering berbuat ingkar, kau sering mengabaikan perintah Tuhanmu, dan bahkan kau sering berbuat dosa dengan berdua-duaan dengan pasanganmu. Dengan kondisi ini Tuhan sering menegurmu untuk berpisah. Tapi kau malah mempertahankannya. Ingatlah, Tuhan tidak memberikan hal yang tidak baik untukmu. 
Seperti ini, saya punya teman. Dia punya pasangan yang saat itu sangat disayanginya. Tiap hari mereka menjalani hari-hari bahagia bersama. Bahkan ketika itu Ujian Akhir Nasional, mereka terus bersama. Pulang pergi bersama, saling menyemangati satu sama lain. Bahagia bukan? Tapi apa? Semua yang terlihat dan dijalani tak seindah kenyataan di belakangnya. Lelaki itu bukan lelaki baik untuknya. Ternyata, lelaki itu menjalin hubungan dengan wanita lain di belakang temanku. Bukan sebuah hubungan yang  intim, tapi kedekatan itu membuat perlahan sudah di luar batas. Bahkan pasangannya pernah mengaku hubungan mereka sudah berakhir kepada wanita itu. Jelas ini membuat temanku murka, dan memutuskan hubungan itu saat itu juga. Apa yang salah? Kesetiaan telah diberikan, kasih sayang, kelembutan, pengertian, perhatian, apa lagi yang kurang ? Entahlah, semenjak saat itu, dia sadar bahwa tak selamanya yang menurutnya baik itu benar-benar baik untuknya. 
Kebencian itu terus ada dan membuat temanku amat sangat membenci pengkhianatan itu. Sampai pada akhirnya, dia menemukan seorang lelaki yang sangat sempurna untuknya. Yang dipilihkan Tuhan untuk wanita baik sepertinya. Kau bisa bayangkan bagaimana lelaki ini? Dia adalah lelaki yang banyak di idam-idamkan oleh kebanyakan wanita, dia lelaki yang pintar, tampan, pengetian, lembut, penyayang, sholeh, apa yang kurang? Saya tahu betul lelaki ini. Mendekati kata sempurna. Sungguh beruntungnya temanku ini saat pilihan Tuhan yang kali ini tidak di sia-siakannya. Mereka merajut cinta dan telah menjalani hubungan yang cukup lama, sudah  3 Tahun lebih. Selama perjalanan cinta mereka, yang terjadi adalah mereka semakin menjadi insan yang baik. saling mengingatkan kebaikan, dan semakin dekat dengan Tuhannya. Disini terlihat jelas bahwa, saat kita menerima pilihan Tuhan, maka jangan takut. Pilihan Tuhan adalah pilihan terbaik untuk kita jalani. Suka atau tidaknya dengan pilihan Tuhan ini hanya akan terasa di awal. Selebihnya kau akan merasakan kenyamanan dan rasa syukur yang mendalam dengan pemberian Tuhan yang luar biasa dalam hidupmu. 
Ayolah sobat. Sudah berapa banyak pilihan Tuhan yang kau lewatkan demi mengejar ambisimu yang nantikan hanya akan merugikanmu sendiri. Ingatlah bahwa, sebagus apa pun skenario yang kalian idam-idamkan dan kalian buat, tidak ada yang bisa mengalahkan indahnya skenario Tuhan. Sebaik-baiknya pilihan yang kau pilih, tak kan sebaik pilihan Tuhan untukmu. Berhentilah mengeluh dengan apa yang kau miliki yang kau rasa kurang. Jalani semua dengan ikhlas dan bersyukur. Banyak di luar sana yang menginginkan apa yang kau miliki saat ini.  Dan saat apa yang kau inginkan tak kau dapatkan, jangan putus asa. Ingatlah bahwa Tuhan sedang mempersiapkan hadiah terindah untukmu J Tuhan Gantikan Pilihanmu dengan Pilihannya J

http://myworkpu3.blogspot.co.id/2016/01/tuhan-gantikan-pilihanmu-dengan.html