Di saat teman teman seangkatan sibuk
sharing artikel artikel parenting, kita masih berjibaku dengan urusan
hati.. Saat yang lain sibuk mengantar anaknya sekolah, kita masih
berkutat dengan urusan kerjaan yang seolah gak ada habisnya. Saat
berkumpul dengan keluarga besar, pasti kita jadi sasaran pertanyaan
mereka “kapan nikah?” Hal ini pasti sering dirasakan oleh kita, wanita
yang berumur diatas 25 yang belum juga menemukan jodohnya.
Mungkin kita bosan dengan pertanyaan itu. Lalu dengan logika yang mereka
ciptakan sendiri, mereka akan berkesimpulan, “kamu terlalu sibuk
bekerja sampai lupa menikah”. Atau “Kamu terlalu pilih pilih sih makanya
gak dapat dapat”. Hei kalian sudah berubah jadi paranormal atau malah
menjadi Tuhan? Yang dapat membaca hati dan pikiran manusia?
Dear orang orang yang selalu menghujani kami dengan pertanyaan “kapan
nikah?”, pernahkah kalian berfikir atau setidaknya bertukar peran
sebentar saja menjadi diri kami, wanita yang belum juga menemukan jodoh
di usia kami yang diatas 25 tahun ini? Ataukah ada peraturan tertulis
bahwa menikah itu harus di usia 25 tahun kebawah? Tidak ada kan?
Kalian mungkin beruntung menjadi wanita sempurna dimana siklus hidup
kalian bisa berjalan lancar sesuai dengan idealisme kalian. Sekolah,
kuliah, menikah dan memiliki anak di usia yang menurut kalian benar
benar “ideal”. Tapi kalian sadar gak sih, bahwa garis hidup manusia tuh
diciptakan berbeda? Dan siapa sih yang gak pengen menikah? Karena
menikah menyempurnakan ibadah, memberikan kebahagiaan, ketenangan ketika
hidup kita bisa berbagi dengan pasangan.
Namun sekali lagi, bukan kamilah yang menginginkan hal ini. Kami pun
bukan diam tanpa berusaha. Mungkin kita belum yakin dengan pasangan
kita, atau mungkin masih mengumpulkan pundi pundi untuk persiapan
pernikahan, atau bahkan ada yang memang belum dipertemukan dengan
jodohnya.
Dan taukah kalian, ketika kita sibuk bekerja, atau kadang tak ingat
waktu, itu bukan karena kita tidak ingin memiliki pasangan hidup. Justru
kita menyibukkan diri dengan pekerjaan agar bisa membunuh waktu agar
tak melulu galau memikirkan nasib. Lebih baik melakukan sesuatu yang
lebih produktif.
Kalau dibilang terlalu pilih pilih, seberapa tahu kalian tentang
kriteria kami? Ya, mungkin kami pemilih, karena pasangan yang kami
inginkan adalah untuk sekali seumur hidup. Seorang imam keluarga,
nahkoda kapal yang akan membawa keluarga kami kelak mengarungi biduk
rumah tangga. Bagaimana jika kami salah memilih nahkoda? Mungkin kapal
kami bisa tenggelam tertiup badai cobaan yang setiap saat bisa menimpa
kami.
Yang pasti, saat ini kami sedang berusaha memantaskan diri untuk
menjemput jodoh impian kami. Bukankan pasangan hidup adalah cerminan
diri kita? Jika kita ingin pasangan yang baik, pastilah kami harus
menjadi pribadi yang baik juga. Berusaha, meyakini, dan percaya bahwa
Tuhan pun akan menghargai setiap usaha dari hambaNya. Dan yakin bahwa
ketetapanNya adalah yang terbaik, karena Dialah sebaik baik penulis
skenario. Jika sudah saatnya pasti akan datang juga.
Di Populerkan oleh Hipwee.com