Catatan Hipwee - Memilih
pasangan hidup yang akan dinikahi memang tidak mudah. Kelak, dia harus
menjadi orang yang rela menghabiskan sisa umurnya bersamamu, sebaik atau
seburuk apapun kamu. Memilih dia yang layak dipertahankan sampai nanti,
tak semudah mengucap janji yang nanti kapan saja bisa dipungkiri. Jika
saat ini kamu sudah bersama seseorang yang selalu menemani hari ke hari,
sudah pasti rasa bahagia menyeruak di hati. Rasanya dia adalah orang
yang tepat untuk menjalani sisa hari bersamamu.
Jatuh cinta memang terkadang melenakan, hingga rasanya dia yang selalu
menyapamu tiap pagi selalu terlihat sempurna tanpa cela. Dia mungkin
memang membanggakan menyandang gelar sebagai pacar, yang siap mengantar
jemputmu kapan saja. Namun sudahkah ia juga pantas disebut calon suami
idaman? Karena tugas seorang suami tak hanya dia yang siap mengantar
jemputmu atau mengajakmu menjelajah kota di akhir pekan. Lebih dari itu,
seorang calon suami, meski tak bisa selalu menemani, dia tetap tidak
akan membuatmu merasa sendiri.
Jangan terburu-buru memutuskan kekasihmu sekarang adalah the one,
setidaknya sampai kamu tahu mengenai perbedaan antara pacar yang hanya
akan mempermainkanmu dan dia yang sesungguhnya berniat meminangmu.
1. Pacar yang mempermainkanmu tak pernah benar-benar meluangkan waktu
untukmu. Sedangkan dia yang layak jadi suami rela menyisihkan waktu di
sela kesibukannya.
Saat bersama pacar yang hanya ingin mempermainkanmu, dia tak pernah
benar-benar meluangkan waktu untukmu. Baginya, kebersamaan denganmu
bukanlah yang utama. Dia merasa tak perlu untuk meluangkan waktunya
untukmu, karena baginya bersamamu tak semengesankan itu.
Sedangkan dia yang layak jadi suami tak pernah keberatan menyisihkan
waktunya sebentar, hanya demi menanyakan kabarmu. Meski sepele, tapi
mengetahui keadaanmu adalah yang terpenting baginya. Ia juga tak
keberatan jika harus tidur lebih larut hanya demi mendengarkan keluh
kesahmu tentang masalah yang kamu hadapi. Yang terpenting dia tak akan
membiarkan merasa sendiri, meski dia tak selalu bisa ada di sisi.
2. Kalau dia hanya ingin mempermainkanmu, dia akan datang kepadamu
saat butuh saja. Sementara calon suami yang baik akan menemanimu baik
dalam waktu suka maupun duka.
Makna dari pernikahan sendiri adalah menjalani hari bersama orang yang
siap melalui suka dan duka bersama. Jika dia hanya datang saat
membutuhkan saja, maka sudah dipastikan dia bukan yang terbaik untuk
membangun rumah tangga bersamamu. Dia yang hanya datang saat
membutuhkan, hanya memanfaatkanmu demi kepentingannya belaka.
Sedangkan jika ada dia yang bersedia menemanimu dalam kondisi apapun –
baik suka maupun duka, tak perlu diragukan lagi keseriusannya. Bukan
berarti dia tidak membutuhkanmu, tetapi hubungan kalian nantinya akan
berjalan saling membutuhkan. Karena itulah intinya sebuah hubungan,
yakni kerja sama dan timbal balik.
3. Saat kamu bercerita, pacar yang hanya mempermainkanmu tak pernah
mau mendengarkan ceritamu dengan seksama. Sementara calon suami yang
baik berperan sebagai pendengar yang baik sekaligus pemberi saran yang
ulung.
Ada kalanya kamu perlu waktu untuk berbagi cerita dengan orang-orang terdekatmu. Rasanya dengan bercerita, beban terasa sedikit terangkat. Namun berbagi cerita dengan pacar yang mempermainkanmu, kamu tak akan pernah benar-benar didengarkan. Ia tak akan mau repot-repot untuk mendengarkan setiap detail ceritamu.
Berbeda cerita jika kamu berbagi cerita dengan dia yang layak menjadi
suami. Dia akan mendengarkan setiap detail cerita yang kamu ungkapkan.
Tak hanya itu, kamu akan selalu merasa tenang dengan saran-saran yang
diberikan olehnya.
4. Pertengkaran dengan pacar yang hanya mempermainkanmu terasa
melelahkan jiwa dan raga. Namun dengan dia yang layak menjadi suami,
pertengkaran justru menjadi perekat hubungan.
Dalam sebuah hubungan, pertengkaran pasti terjadi. Tak peduli telah
selama apapun telah menjalin hubungan, pertengkaran selalu ada mewarnai
hari-hari masing-masing pasangan. Dengan pacar yang mempermainkanmu,
pertengkaran selalu terasa drama dan dibuat-buat. Rasanya batinmu terasa
lelah jika terlibat adu mulut dengannya. Pertengkaran kalian pun
menjadi ajang untuk saling menyalahkan. Saat berbuat salah, dia tak akan
melakukan usaha lebih untuk meminta maaf kepadamu. Sebaliknya dia akan
balik menyalahkanmu.
Sementara dengan dia yang layak menjadi suami, pertengkaran memang
membuatmu hati pedih namun hal itu tak membuat hubungan kamu dan dia
menjadi renggang. Sebaliknya, dibalik pertengkaran yang terjadi,
hubungan kalian menjadi makin rekat. Karena pertengkaran bagi kalian
menjadi momen untuk saling mengoreksi diri, sehingga ke depan tak akan
ada lagi kesalahan sama yang terulang.
5. Dia yang mempermainkanmu tak pernah punya rencana masa depan
bersamamu, untuk membicarakannya saja dia mengelak. Berbeda dengan dia
yang siap menjadi suami, mengarungi masa depan jadi momen yang dinanti.
Membincangkan masa depan dengan pacar yang hanya mempermainkanmu kadang
hanya menjadi momen utopia belaka. Ia tak terlalu berminat menyusun masa
depan bersamamu. Jangankan bersamamu, bahkan mungkin dia tak memikirkan
masa depannya akan seperti apa.
Sementara dengan calon suami, dia punya rencana matang tentang masa
depan. Baik bersamamu dan bagi dirinya sendiri. Hubungan kalian tak lagi
terasa sia-sia. Karena dengan segala usahanya, ia mengajakmu untuk
berjuang bersama. Kamu pun tak masalah jika menghabiskan kencan kalian
hanya di rumah sembari makan masakan sederhana, karena rencana membayar
uang muka untuk KPR telah menjadi prioritas kalian.
6. Calon suami yang baik mampu membahagiakanmu dengan cara sederhana.
Dia yang hanya mempermainkanmu tidak mempedulikan kebahagiaanmu.
Dengan hanya cara sederhana, dia yang layak menjadi suami mampu
membuatmu bahagia. Kebersamaan kalian meski tak harus dibarengi dengan
kegiatan mewah, sudah cukup membuatmu merasa sumringah. Dia tak perlu
melakukan apapun untuk membuatmu bahagia kehadirannya saja cukup
membuatmu bahagia.
Sementara dia yang hanya mempermainkanmu, hanya akan mementingkan
kebahagiaannya sendiri. Ia tak peduli apakah kamu bahagia atau tidak
saat menjalani hubungan bersamanya.
7. Bertemu dengan orangtuamu adalah hal yang paling dinantikan oleh
calon suami idaman. Sedangkan pacar main-mainmu enggan memantaskan diri
di depan orangtuamu.
Bertemu dengan orangtua adalah salah satu bentuk keseriusan hubungan.
Bagi calon suami yang layak kamu pertahankan, bertemu dengan orangtuamu
tentunya menjadi momen yang paling ia tunggu. Hal ini menjadi bukti
bahwa ia serius dan ingin mempertahankanmu menjadi pendamping hidupnya.
Sedangkan pacar yang hanya mempermainkanmu, selalu berdalih belum siap
untuk bertemu dengan orangtuamu. Sebenarnya ia bukannya tak siap, tapi
hanya enggan memantaskan diri di depan orangtuamu.
8. Bersamanya yang akan membangun rumah tangga bersamamu, kamu akan
merasa aman. Sedangkan dengan pacar yang hanya mempermainkanmu, harimu
tak pernah dilewati dengan rasa tenang.
Rasa aman nyaman bukan hanyak karena pasangan yang selalu memberi
perlindungan. Tapi lebih dari itu, melalui sikapnya ia tak pernah
membuat kamu merasa khawatir. Sesibuk apapun dia, ia tak pernah lupa
mengabarimu soal kondisinya. Hal ini juga membuktikan bahwa keberadaanmu
baginya sangat penting, sehingga ia pun tak mau membuatmu khawatir
tanpa mendengar kabar darinya.
Sementara pacar yang hanya mempermainkanmu, akan membuat hari-hari yang
kamu lalui seperti neraka. Ia tak melihat pentingnya peranmu dalam
hidupnya.
9. Pada akhirnya, dia yang siap membangun masa depan bersamamu
membuatmu merasa selalu diterima tanpa harus banyak berupaya. Sedangkan
dia yang mempermainkanmu memaksamu berubah sesuai dengan yang dia
inginkan.
Ia yang siap membangun masa depan denganmu, selalu menerimamu apa adanya. Tanpa terlalu banyak berupaya, kamu selalu diterimanya. Ia mau bersamamu dalam kekurangan dan kebaikanmu. Ia tak menuntutmu menjadi sosok yang ia inginkan, karena dirimu saat ini adalah satu-satunya sosok yang membuatnya ia jatuh cinta.
Sementara dia yang hanya ingin mempermainkanmu, hanya akan mengubahmu
menjadi sosok yang berbeda. Ia pun akan memaksamu menjadi sosok yang dia
inginkan. Ia tak peduli jika pada akhirnya kamu tak merasa nyaman
dengan sosok yang dia inginkan.
Sudah menemukan sosok yang layak menjadi suami? Kamu akan merugi jika
tak mempertahankannya. Hal baik dalam dirimu pun layak dibagi dengan
orang yang baik pula.
sumber : hipwee.com