Selalu saja aku dapati hatiku ini kecewa, lalu kecewa lagi setiap aku mulai jatuh cinta lalu mencintai lagi. Apakah memang seperti ini jika jatuh cinta? Atau hanya aku saja yang mengalaminya?
Aku selalu bisa mencintai seseorang dengan mudahnya tanpa tau bagaimana caranya berhenti mencintai, tapi pada akhirnya tetap saja aku dikhianati, ditinggalkan dan harus putus.
Semiris Itukah Cinta Yang Menghampiri Hati? Atau Akunya Saja Yang Terlalu Gampangan Tak Berhati-Hati Menaruh Hati?
Semiris itukah kehidupan cintaku, selalu dicintai oleh orang yang hanya ingin mampir tapi tidak ingin tinggal di hatiku? Atau akunya yang terlalu mudahnya jatuh hati, hingga dengan mudahnya ditinggal. Bukan tidak memilih mencari yang terbaik tapi selalu saja yang kurasa lebih baik dari sebelum-sebelumnya selalu meninggalkan.
Lalu, Aku Harus Ke Mana? Tepatnya, Aku Harus Bagaimana?
Lalu aku harus bagaimana? Tidak mungkin aku memilih berhenti mencintai lalu menggap semua cowok itu sama. Tapi percaya bahwa tidak semua pria itu sama juga tak mengubah kenyataan bahwa sudah sering aku dicampakkan dengan cara yang menyakitkan.
Aku Sudah Berusaha Menjadi Kuat, Tahu Sakitnya Luka, Namun Terus Mengulanginya Saja
Setiap kali aku patah hati selalu aku kuatkan hati ini agar bisa segera sembuh dari patah hati hingga aku bisa menerima seseorang yang baru. Begitu selalu aku lakukaan meski hati sudah lelah namun pada akhirnya kekecewaan yang samalah yang aku terima. Lalu kuran kuat seperti apa diriku untuk menyebut bahwa cinta itu memang menyakitkan.
Sudah Kuperjuangkan Tapi Tetap Ditinggalkan, Beginihkah Cinta?
Bukannya tidak berjuang atau memperjuangkan, namun teap saja semakin aku memperjuangkan semakin membuat diriku menjauh dari seseorang yang ingin aku miliki. Seseorang yang aku perjuangkan selalu saja memilih berhenti lalu memintaku menghentikan perjuangku secara paksa. Apakah cinta memang seperti ini? Semakin diperjuangkan akan semakin dijauhkan?
Entah Kesempatan Yang Memang Belum Ada, Atau Aku Mungkin Aku Telah Melewatkannya
Entahlah apakah sebenarnya ada cinta yang membahagiakan hanya saja aku melewwatkan kesemptan untuk mendapatkan kesempatan itu? atau aku memang sebenarnya tidajk memiliki kesempatan itu? lalu bolehkaha aku menyebut bahwa cinta itu tidak adil padaku. Bagaimana bisa dia tidak membiarkan aku mencicipi manisnya jatuh cinta sementara orang lain bisa dengan mudahnya menikmati.
Duapah.com