Entah sudah yang keberapa kalinya
perasaan ini terulang. Aku sudah sangat lelah akan sikapmu, akan
kelakuanmu yang selalu menganggap semuanya baik-baik saja. Yang selalu
menganggap jika mengikhlaskan adalah hal termudah.
Aku hanyalah seorang penulis yang bahkan tidak mampu merangkai kata-kata
indah saat hatinya tersakiti, cuma ungkapan amarah, dan ocehan yang
mungkin tidak berguna bagimu. Sampai detik ini, entah mengapa, meski
sudah berkali-kali kau buat aku terjatuh, aku masih ingin bangkit, aku
masih ingin berdiri tegap di sampingmu.
Kekecewaan dan rasa sakit yang kau torehkan padaku setiap hari, seolah
tidak menjadi cambuk bagiku melepaskanmu, aku justru semakin ingin
berada di sampingmu, memegang tanganmu, melihat jelas wajahmu, hanya
itu, hanya itu yang ingin aku lakukan setiap kali bersamamu.
Ini adalah keputusanku dan balasan yang aku terima setelah aku memilih
bersamamu. Sikap angkuhmu, tidak perdulimu, sudah menjadi sarapanku
setiap pagi, namun entah kenapa aku masih enggan melepaskanmu.
Sungguh ini berat, sangat berat. Kau mungkin tidak akan pernah membaca
tulisanku di sini, karena kamu memang selalu sibuk dengan duniamu, tanpa
perduli, ada orang lain di luar sana yang sangat memperdulikanmu dan
sangat mengkhawatirkanmu.
Namun, terlepas dari semua itu, masih ingatkah kau saat pertama kita
dekat? Betapa kau sangat mengistimewakanku, betapa aku sangat bahagia
saat itu, ucapan-ucapan khawatirmu saat aku sakit, ucapan marahmu saat
kau cemburu, semua ingatan itu selalu ingin membuatku tersenyum, namun
juga menyisahkan luka teramat dalam di hati.
Mungkin aku terlalu kekanak-kanakan jika menginginkan semuanya kembali
sepeti dulu, namun itulah yang paling sangat aku harapkan sekarang. Kau
perduli lagi.
Aku sudah tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang, duniaku seolah
berhenti berputar, pikiranku seolah tidak ingin lepas darimu, jujur saja
aku sangat lelah, aku ingin menyerah, aku ingin merelakan semuanya, aku
ingin melepaskanmu, namun semua kembali lagi, aku tidak punya hati
setegar itu.
Hati ini tidak terbuat dari busa yang akan kembali kebentuk semula saat
kau pukul. mungkin hanya terbuat dari lempengan besi yang akan langsung
penyok saat benturan keras mengenai. Tapi diriku yang lain, nuraniku
selalu memperbaiki penyokan itu hingga kembali kebentuk awal, meski
tidak semulus seperti semula.
Aku tidak ingin menyalahkan siapa-siapa atas semua masalah ini, diriku
mungkin hanya butuh sedikit istirahat darimu, sedikit waktu agar bisa
kembali tenang.
Terimakasi Sedah Berkunjung di Web Kami Semoga Sedikit Artikel di Atas Bermanfaat Bagi Anda.
Via : gelombang.org