Senin, 16 Mei 2016

Tegaslah Wahai Lelaki, Jika Tidak Cinta, Jangan Isyaratkan Begini Begitu

Aku dan kamu selalu seperti ini, berjalan dengan peta masing-masing tanpa tujuan, tanpa ada usaha saling mencocokkan. Kamu banyak membuang tenaga. Mengulur-ulur waktu. Mengabaikan kesempatan. Seolah kau ingin menguji kadar cintaku. Ataukah memang tak ada namaku dalam mimpi masa depanmu? Demi Tuhan tak apa. Tapi bolehkah aku minta satu hal? Jika memang tidak cinta, sudahlah hentikan! Jangan menjejaliku dengan harapan-harapan kosong. Jangan mengisyaratkan kode-kode yang membuatku besar kepala. Kamu tahu betul seperti apa perasaanku. Jika memang tidak suka, kenapa begini? Jika tidak menaruh harap yang sama, kenapa begitu? Tidak bisakah kamu menjauh pergi? Bukankah aku sudah mengusirmu berkali-kali?


Mungkin kamu nyaman dengan keadaan ini. Keadaan dimana kendali permainan ada di tanganmu. Tapi bagaimana denganku? Bagai diterbangtinggikan dan kemudian dijatuh tandaskan, aku terhuyung mencari keseimbangan, mencari pembenaran atas setiap apa yang kau lakukan. Aku bersusah payah mengendalikan benih harap yang selama ini sudah terlanjur kamu pupuk teratur, sehingga bertumbuh subur tanpa bisa aku pangkas dan aku cegah.



Kau memang tak pernah mengatakan dengan gamblang bahwa kamu juga cinta, tapi bukankah tindakan lebih meyakinkan dari pada sekedar pelafalan? Kamu selalu menunjukkan sikap pedulimu padaku, bahkan saat aku marah karena hal kecil kamu selalu membujukku agar bisa tersenyum kembali. Bahkan juga ketika aku tengah lelah-lelahnya berjuang demi kita, kamu selalu memberikan sinyal harapan agar aku tidak menyerah, menunggumu sebentar lagi. Kamu tak hanya meyakinkanku, tapi juga sahabat di sekitarku. Sikap macam apa ini?


Hey kau.. Jika memang tidak mampu bertanggungjawab sampai akhir, aku mohon jangan mencoba menahanku pergi, walaupun hanya melalui isyarat tersamar. Aku tahu kau ragu, aku pun juga begitu. Jika merasa berat berjalan denganku, berhenti lebih baik sebelum terlalu jauh. Jangan biarkan aku berlama-lama menderita di ruang tunggu. Ikhlaskan rasamu yang tengah abu-abu. Apakah kau ingin selamanya berada di perbatasan rasa antara ikhlas dan tak ikhlas, rela tak rela?


Tegaslah wahai kau lelaki! Tak ada wanita di dunia ini yang mau diperlakukan seperti ini. Kumohon ambil langkah tegas, jangan sekali-kali menjadi penghalang untukku menemukan jodoh sebenarnya. Pangkas egomu se-inchi saja, rombak kembali peta masa depanmu dengan tujuan yang pasti, bangun hidupmu sendiri!

(hipwee)