Catatan Hipwee - Di
sejumlah negara maju, ibu pekerja yang baru saja melahirkan bisa
mendapatkan cuti pasca persalinan hingga setahun penuh, bahkan lebih.
Tak hanya ibu, tapi ayah pun diberi hak cuti mendampingi istri. Cuti
tentunya memberi banyak kesempatan kepada mereka untuk bisa menyusui
bayinya dengan komplet. ASI eksklusif sudah pasti dapat terpenuhi,
bahkan berlanjut hingga bayi berusia setahun. Namun, bagi yang tidak
mendapat kesempatan emas seperti itu, harus bersiap untuk melanjutkan
pemberian ASI dengan menyimpan ASI peras.
Di Swedia, seperti diutarakan Dr. Utami Roesli, Sp.A, MBA, IBCLC, FABM,
orangtua mendapat cuti yang dibayar selama 16 bulan, di Norwegia hingga
17 bulan. Pemberian cuti itu bertujuan memberi kesempatan bagi ibu untuk
memberi ASI Eksklusif.
Di Indonesia, kebijakan cuti melahirkan bagi ibu pekerja masih singkat :
Hanya tiga bulan. Karena itu, banyak ibu yang mengalami dilema,
sehingga putus asa saat harus kembali ke kantor. Banyak ibu merasa tidak
dapat memberi ASI lagi karena produksinya berkurang.
Sebenarnya keraguan ibu dalam memberi ASI dapat dijumpai pasca
persalinan. Menurut Benjamin Spock, MD, dalam bukunya Dr. Spock's Baby
and Child Care 9th Edition, sangat normal bagi ibu yang khawatir
produksi ASI tak mencukupi. Kadang ibu menjadi patah semangat karena ASI
baru keluar cukup banyak 1-2 hari setelah melahirkan.
Jangan sampai kondisi itu membuat ibu menyerah lalu menghentikan
pemberian ASI dan menggantinya dengan susu formula. "Pastikan saja untuk
cukup makan dan minum serta istirahat. Sangat penting untuk cukup minum
air setiap hari, agar tubuh menghasilkan banyak ASI." Papar Dr.
Benjamin.
Tidak Putus Asa
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah sering meletakkan bayi di
p4yud4ra. Cara ini akan menstimulasi p4yud4ra, sehingga produksi ASI
juga bertambah. Menyusui tengah malam juga dapat memberi stimulasi.
Tidak putus asa, menjauhkan bayi dari susu formula selama mungkin, dan
cukup stimulasi pada p4yud4ra menjadi kuncuk keberhasilan pemberian ASI.
Akan sangat membantu jika ibu mendapat latihan menyusui dari konsultan
laktasi maupun dari mereka yang banyak memiliki pengalaman menyusui.
Perlu di ingat bahwa bayi yang mendapat susu formula dengan dot pada 3-4 hari pertama kurang berhasil dalam menyusu ASI.
Siapkan ASI Peras
Bayi dilahirkan dengan cairan ekstra dalam tubuhnya, sehingga mereka tidak perlu minum terlalu banyak pada 1-2 hari pertama.
Jika bayi tidak menyusu terlalu banyak pertama kali, akan sangat
membantu bila mengosongkan ASI setiap kali habis menyusui, sehingga
produksi ASI berlanjut meningkat. Pengosongan dapat dilakukan dengan
memeras ASI, dengan tangan maupun dibantu pompa elektrik.
Sebelum kembali bekerja, ada baiknya ibu mulai menyimpan stok ASI Peras
di kulkas dan freezer. Memeras ASI dapat dilanjutkan di kantor, dengan
tetap menyusui bayi secara langsung di rumah saat pagi dan malam hari.
Dimulai Dari IMD
Awal bayi menyusu adalah saat inisiasi menyusui dini (IMD) sesaat
setelah lahir. Mengupayakan bayi bersama ibu, satu jam pertama dan hari -
hari setelah persalinan, dilanjutkan dengan berada dalam satu ruang
perawatan, adalah cara terbaik mendukung pemberian ASI.
Di hari - hari pertama, ibu tak banyak menghasilkan susu, tetapi bayi
juga tidak membutuhkan banyak ASI. Biarkan bayi menyusu sesering yang
diinginkan hingga suplai susu terbentuk.
Membiarkan bayi rutin menghisap p4yud4ra itu, membuat bayi lebih terampil menyusu dan menghisap.
Nah, Itulah Tips Tetap Menyusui Meski Sudah Kembali Bekerja jika hal ini
bermanfaat mohon di bantu juga ya untuk sharenya :) Terima Kasih